I. Sistem Kendali
Hingga akhir tahun 1970, sistem otomasi
mesin dikendalikan oleh relay elektromagnet. Dengan semakin meningkatnya
perkembangan teknologi, tugas-tugas pengendalian dibuat dalam bentuk
pengendalian terprogram yang dapat dilakukan antara lain menggunakan PLC
(Programmable Logic Controller). Dengan PLC, sinyal dari berbagai peralatan
luar diinterfis sehingga fleksibel dalam mewujudkan sistem kendali. Disamping
itu, kemampuannya dalam komunikasi jaringan memungkinkan penerapan yang luas
dalam berbagai operasi pengendalian sistem.
Dalam sistem otomasi, PLC merupakan
‘jantung’ sistem kendali. Dengan program yang disimpan dalam memori PLC, dalam
eksekusinya, PLC dapat memonitor keadaan sistem melalui sinyal dari peralatan
input, kemudian didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi
pengendalian peralatan output luar.
PLC dapat digunakan untuk mengendalikan
tugas-tugas sederhana yang berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang
lain menggunakan komputer melalui sejenis jaringan komunikasi untuk
mengintegrasikan pengendalian proses yang kompleks.
Cara
kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok seperti ditunjukkan
pada Gambar berikut:
Dari gambar terlihat bahwa komponen
sistem kendali PLC terdiri atas PLC,
peralatan input, peralatan output, peralatan penunjang, dan catu daya.
Penjelasan masing-masing komponen sebagai berikut :
a) PLC
PLC terdiri atas CPU (Central Processing
Unit), memori, modul interface input dan output program kendali disimpan dalam
memori program. Program mengendalikan PLC sehingga saat sinyal iput dari
peralatan input on timbul respon yang sesuai. Respon ini umumnya mengonkan
sinyal output pada peralatan output.
CPU adalah mikroprosesor yang
mengkordinasikan kerja sistem PLC. ia mengeksekusi program, memproses sinyal
input/ output, dan mengkomunikasikan dengan peralatan luar.
Memori adalah daerah yang menyimpan
sistem operasi dan data pemakai. Sistem operasi sesungguhnya software sistem
yang mengkordinasikan PLC. Program kendali disimpan dalam memori pemakai.
Ada dua jenis memori yaitu : ROM (Read
Only Memory) dan RAM (Random Access Memory). ROM adalah memori yang hanya dapat
diprogram sekali. Penyimpanan program dalam ROM bersifat permanen, maka ia
digunakan untuk menyimpan sistem operasi. Ada sejenis ROM, yaitu EPROM
(Erasable Programmable Read Only Memory) yang isinya dapat dihapus dengan cara
menyinari menggunakan sinar ultraviolet dan kemudian diisi program ulang
menggunakan PROM Writer.
Interfis adalah modul rangkaian yang
digunakan untuk menyesuaikan sinyal pada peralatan luar. Interfis input
menyesuaikan sinyal dari peralatan input dengan sinyal yang dibutuhkan untuk
operasi sistem. Interfis output menyesuaikan sinyal dari PLC dengan sinyal
untuk mengendalikan peralatan output.
b) Peralatan Input
Peralatan input adalah yang memberikan
sinyal kepada PLC dan selanjutnya PLC memproses sinyal tersebut untuk
mengendalikan peralatan output. Peralatan input itu antara lain :
·
Berbagai
jenis saklar, misalnya tombol, saklar togel, saklar batas, saklar level, saklar
tekan, saklar proximity.
·
Berbagai
jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu, sensor level,
·
Rotary
encoder
c) Peralatan Output
Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada
peralatan output yang dikendalikan. Peralatan output itu misalnya :
·
Kontaktor
·
Motor
listrik
·
Lampu
·
Buzer
d) Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang adalah peralatan
yang digunakan dalam sistem kendali PLC, tetapi bukan merupakan bagian dari
sistem secara nyata. Maksudnya, peralatan ini digunakan untuk keperluan
tertentu yang tidak berkait dengan aktifitas pegendalian. Peralatan penunjang
itu, antara lain :
·
Berbagai
jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder, konsol pemrogram,
programmable terminal, dan sebagainya.
·
Berbagai
software ladder, yaitu : SSS, LSS, Syswin, dan CX Programmer.
·
Berbagai
jenis memori luar, yaitu : disket, CD ROM, flash disk.
·
Berbagai
alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer, plotter.
e) Catu Daya
PLC adalah sebuah peralatan digital dan
setiap peralatan digital membutuhkan catu daya DC. Catu daya ini dapat dicatu
dari luar, atau dari dalam PLC itu sendiri. PLC tipe modular membutuhkan catu
daya dari luar, sedangkan pada PLC tipe compact catu daya tersedia pada unit.
a. Komponen
Unit PLC
Unit PLC dibuat
dalam banyak model/ tipe. Pemilihan suatu tipe
harus mempertimbangkan : yang dibedakan menurut
Ø jenis catu daya
Ø jumlah terminal input/ output
Ø tipe rangkaian output
1)
2) Jenis Catu Daya
PLC
adalah sebuah peralatan elektronik dan setiap peralatan elektronik untuk dapat
beroperasi membutuhkan catu daya. Ada dua jenis catu daya untuk disambungkan ke
PLC yaitu AC dan DC.
3) Jumlah I/O
Pertimbangan
lain untuk memilih unit PLC adalah jumlah terminal I/O nya. Jumlah terminal I/O
yang tersedia bergantung kepada merk PLC. Misalnya PLC merk OMRON pada satu
unit tersedia terminal I/O sebanyak 10, 20, 30, 40 atau 60. Jumlah terminal I/O
ini dapat dikembangkan dengan memasang Unit I/O Ekspansi sehingga dimungkinkan
memiliki 100 I/O.
Pada
umumnya, jumlah terminal input dan output megikuti perbandingan tertentu, yaitu
3 : 2. Jadi, PLC dengan terminal I/O sebanyak 10 memiliki terminal input 6 dan
terminal output 4.
Tipe Rangkaian Output
PLC
dibuat untuk digunakan dalam berbagai rangkaian kendali. Bergantung kepada
peralatan output yang dikendalikan, tersedia tiga tipe rangkaian output yaitu :
output relay, output transistor singking
dan output transistor soucing.
Di
bawah ini diberikan tabel yang
menunjukkan jenis catu daya, jumlah I/O, dan tipe rangkaian output.
Penjelasan Komponen
1.
Terminal
input catu daya
Hubungkan catu daya (100 s.d
240 VAC atau 24 VDC) ke terminal ini
2.
Terminal
Ground Fungsional
Pastikan
untuk membumikan terminal ini (hanya untuk PLC tipe AC) untuk meningkatkan
kekebalan terhadap derau (noise) dan mengurangi resiko kejutan listrik.
3.
Terminal
Ground Pengaman
Pastikan
untuk membumikan terminal ini untuk mengurangi resiko kejutan listrik
4.
Terminal
catu daya luar
PLC
tertentu, misalnya CPM2A dilengkapi dengan terminal output catu daya 24 VDC
untuk mencatu daya peralatan input.
5.
Terminal
input
Sambunglah peralatan input
luar ke terminal input ini.
6.
Terminal
Output
Sambunglah peralatan output
luar ke terminal output ini.
7.
Indikator
status PLC
Indikator
ini menunjkkan status operasi PLC, seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini :
8.
Indikator
input
Indikator
input menyala saat terminal input yang sesuai ON. Indikator input menyala
selama refreshing input/ output.
Jika terjadi kesalahan fatal,
indikator input berubah sebagai berikut :
9.
Indikator
output
Indikator output menyala saat
terminal output yang sesuai on.
10.
Analog
Control
Putarlah
control ini untuk setting analog (0 s.d 200) pada IR 250 dan IR 251.
11.
Port
peripheral
Sambungan PLC ke peralatan
pemrogram : Konsol Pemrogram, atau komputer
12.
Port
RS 232C
Sambungan
PLC ke peralatan pemrogram : Konsol Pemrogram, komputer, atau Programmable
Terminal.
13.
Saklar
komunikasi
Saklar
ini untuk memilih apakah port peripheral atau port RS-232C akan menggunakan
setting komunikasi pada PC Setup atau settng standar.
14.
Bateray
Bateray ini memback-up memori
pada unit PLC.
15.
Konektor
ekspansi
Tempat sambungan PLC ke unit
I/O ekspansi atau unit ekspansi (unit I/O analog, unit sensor suhu).
Video
0 komentar:
Posting Komentar